Kebiasaan Membenci

Rabu, 10 Oktober 2012 @ 08.06 | (0) comment/s

setelah disadari, ada lah kebiasaan seperti ini pada diri sendiri: kebiasaan membenci.

membenci muncul saat melihat tulis-tulisan dan catatan yang sejujurnya sampah.
menyadari bahwa menuliskan segala macam curahan hati itu hanya lah untuk kepuasan pribadi.
membaca semua keluhan dan kepedihanmu itu membuat hati menjadi tidak enak.
melihat orang-orang melankolis, lalu mereka bangga akan ke-melankolisan-nya memicu rasa sebal.
jadi, kamu senang hujan. kenangan. cerita cinta sedih. kamu setiap kali patah hati karena dunia ini tidak adil padamu. kamu senang hal-hal manis yang terjadi di dunia ini. kamu hanya ingin dihargai dan dimengerti oleh orang yang kamu sayangi. memang tidak adil bila orang yang kamu sayangi mencintai orang lain. kamu hanya ingin diterima apa adanya.
ya, nada-nada sarkas tidak bisa lepas dari tiap kalimat yang terpikirkan.
menyadari hal ini memicu keputusan untuk tidak menulis sampah-sampah beberapa bulan.

ada lah saat dimana melihat tulis-tulisan dan catatan yang trendi menjadi menyebalkan.
kebiasaan membenci muncul saat semua bentuk posting terlihat sebagai wujud pencitraan.
ada lah saat dimana merasa bahwa kehidupan bahagia dan lux yang ada di dalam setiap cerita terlihat sebagai upaya untuk mengangkat strata sosial dan ekonomi dalam bermasyarakat.
tidak bisa dipungkiri bahwa tiap-tiap hobi yang ditampilkan membuat kita menyadari bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang pembiayaannya tidak murah.
adalah saat dimana bedak dan gincu yang digunakan untuk menjadi rupawan rupanya terasa sebagai sebuah penipuan sosial.
foto-foto dengan tone warna vintage photoscape-is sebagai usaha untuk tampil lebih trendi terlihat memuakkan.

ada saat dimana melihat sosok tukang kata menjadi menyebalkan.
memberi label pada semua orang adalah kebiasaan buruk yang tidak menyenangkan untuk disaksikan.
sosok yang berbahaya. boleh jadi membicarakan semua orang di belakang punggungnya. atau boleh jadi di depan mata tetapi kita tidak menyadarinya. pada titik tertentu bisa jadi terlihat bermuka dua: teman bagi semua orang, tetapi memfitnah semua orang.
sarkas dan paksaan adalah keahliannya.
sinis adalah keahlian yang tidak bisa lepas dalam menentukan persepsinya.
kata-kata negatif yang keluar terasa seperti racun, oleh karenanya memaksa kita untuk mensortirnya dan secara halus mengundang untuk memasang kedok palsu. bentuk ketidaksetujuan adalah pelatuk untuk mendapatkan label karakter baru.

orang yang besar mulut terasa patut dibenci.
kemampuan yang tidak sebanding dengan celotehannya membuat gemas untuk menghancurkannya.
tidak mandiri dan manja adalah sifat yang tidak disukai semua orang.
mendengar pembicaraan mengenai hal yang sudah pernah dibicarakan itu seperti mandi mengunakaan air yang telah dipakai untuk mandi.


ada lah saat dimana sifat menggerutu menyebalkan.
keras kepala, tetapi salah dan tetap melakukan pembelaan pada saat salah itu jelas salah.
terkadang sesukanya sendiri, tetapi menggerutu setelah melakukan semuanya sesukanya sendiri.

semua orang berpacaran yang terlihat berpacaran adalah menyebalkan.
semua orang yang berpacaran sembuyi-sembunyi pun menyebalkan.
orang-orang yang tidak berpacaran namun terlihat berpacaran tetapi tidak memiliki niat untuk berpacaran adalah yang paling menyebalkan dari semuanya.

interaksi sosial itu menyebalkan.
memakai topeng untuk memainkan suatu peran dalam masyarakat adalah beban dalam berkomunikasi.
etika memaksa untuk menjaga apa yang ada di dalam pikiran tetap terjebak disana dan tidak bisa dilampiaskan.
kritik-kritik sosial adalah hal yang akan memecah belah koneksi, oleh karenanya keberadaannya ditiadakan.

kesendirian itu pula menyebalkan.

fanatisme itu menyebalkan.
celetukan-celetukan logis harus dianulir apabila tidak sesuai dengan pakem yang telah tertanam dalam otak dari bayi.
kondisi stagnan konsep spiritualitas membuat keadaan menjadi nyaman, oleh karenanya progresi dan perubahan yang berkenaan dengan paham lain tidak akan didengarkan. bahkan dikecam bila perlu agar seluruh dunia ikut menjadi stagnan.

menggunaka kata-kata yang kesannya keren dalam membuat posting dalam blog itu menyebalkan.
padahal dibalik semua itu yang ada hanyalah keinginan untuk menghindari kata ganti orang pertama seperti aku, saya, yang kesannya alay.

mengemukakan kebencian di dalam blog itu menyebalkan untuk didengar.

bahkan menggunakan sarkasme kepada blog sendiri untuk menggambarkan ironi itu juga menyebalkan.

setelah disadari, ada lah kebiasaan membenci ini terlihat tertanam dalam karakter diri.
Home



do you want to search something? follow me? or report my abusive behaviour? click here


tolong, baca semua kata. atau tidak sama sekali.